Aksara Jawa (sumber : krjogja.com) |
Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang sangat mengajarkan
sopan santun. Bahasanya tertata dengan detail berdasarkan tingkatan tertentu
atau sering disebut “unggah ungguh”. Meskipun dalam masyarakat saat ini banyak
yang tidak menggunakan bahasa Jawa namun bahasa Jawa tidak akan pernah punah
dari peradaban selama tradisi dan pendidikan mengenai bahasa Jawa terus
dilestarikan.
Sutrisno, seorang Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang
sekaligus merupakan pakar Filsafat Jawa mengatakan bahwa fungsi bahasa Jawa
tidak akan dapat digantikan kedudukannya oleh bahasa Indonesia maupun bahasa
asing. Menurutnya, dalam politik nasional sudah diatur masing-masing fungsi
bahasa. Sebagaimana bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa nasional,
bahasa inggris yang berfungsi sebagai bahasa internasional, dan bahasa Jawa
yang berfungsi sebagai bahasa daerah.
Bahasa jawa memiliki ciri khas dibanding dengan bahasa
lainnya, baik bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Bahasa jawa memiliki
kekhasan tersendiri yang sering disebut dengan unggah ungguh. Adapun tingkatan
dalam bahasa Jawa yaitu Bahasa Ngoko dan Bahasa Krama. Masing-masing tingkatan
memiliki aturan tersendiri dalam penggunaanya. Bahasa ngoko digunakan untuk
orang tua dengan yang lebih muda. Sedangkan bahasa Krama digunakan untuk orang
muda kepada orang yang lebih tua.
Penggunaan bahasa akan mengikuti fungsi masyarakat sesuai
dengan perkembangan zaman. Seperti saat ini banyak kita temui bahasa Indonesia
yang menyerap dari bahasa inggris atau bahasa asing lainnya. Masyarakat
seringkali memilih menggunakan bahasa yang lebih sederhana, seperti menyebut HP
dengan kata Handphone, unggah dengan kata upload, dan sebagainya karena hal itu
lebih mudah diucapkan.
Menurut Sutrisno (2000), dalam penelitiannya dikatakan bahwa
penggunaan bahasa Ngoko, Krama, dan Campuran antara bahasa Indonesia-Jawa
berhubungan dengan kepribadian dan keharmonisan keluarga. Masyarakat yang
menggunakan dan mengajarkan anaknya bahasa Krama, akan lebih meminimalisir
pertentangan dalam keluarga. Mereka cenderung tidak bisa marah karena memiliki
kehalusan dalam berbahasa.
Mengingat pentingnya peranan bahasa Jawa dalam kehidupan,
maka dunia pendidikan memiliki peranan yang cukup penting dalam memasyakatkan
bahasa Jawa karena dunia pendidikan memiliki waktu pelajaran yang jelas,
terstruktur, dan memiliki pengajar yang sesuai dengan bidangnya. Meski waktu di
sekolah sangat terbatas, namun harapannya siswa mampu mengimplementasikan dalam
dunia yang sesungguhnya yaitu ketika di masyarakat.
Selain dunia pendidikan, masyarakat juga memiliki peran yang
tidak kalah penting dalam melestarikan bahasa Jawa. Misalnya dengan
menyelenggarakan upacara adat dengan menggunakan bahasa Jawa, pidato orang
hajatan dengan menggunakan bahasa Jawa, dan pengajian menggunakan bahasa Jawa
juga merupakan salah satu bentuk sosialisasi bahasa Jawa untuk generasi muda.
Bahasa Jawa tidak akan punah dari kehidupan manusia selagi
masih ada masyarakat yang memakai bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Seperti
halnya masyarakat Jawa yang tinggal di Suriname kurang lebih 110 tahun lamanya
hingga kini masih menggunakan bahasa Jawa (tribunnews.com).
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk melestarikan
bahasa Jawa agar terus hidup sepanjang hayat. Pertama, menanamkan bahasa dan
kebudayaan jawa kepada anak-anak sejak dini, sehingga mereka terbiasa
menggunakan bahasa jawa. Kedua, tetap
diajarkan di sekolah dalam pelajaran bahasa daerah muatan lokal. Siswa dapat
belajar dan mempraktikkan di depan guru, karyawan dan teman-temannya. Ketiga,
menggunakan bahasa Jawa dalam forum-forum paguyuban sebagai sosialisasi bahasa
di masyarakat. Ketiga, mengkhususkan satu hari menggunakan bahasa Jawa dalam
instansi pemerintah. Dengan demikian bahasa Jawa tidak akan tergantikan dengan
bahasa lain dan tetap lestari sepanjang hayat.
Referensi:
Anonim. 2018. Bahasa Jawa Tak Mustahil Punah. (http://jogja.tribunnews.com) Pada 28 Februari 2018
Anonim. 2017. Bahasa Jawa Halus Krama dan Ngoko di kehidupan
sehari-hari (http://bawuran-bantul.desa.id) Pada 26 Desember 2017
Anonim. 2017. Gerakan Sinau Ikhtiar Selamatkan Penggunaan
Bahasa Jawa. Republika Nasional. (http://nasional.republika.co.id) Pada 11 Desember 2017
Anonim. Penggunaan Bahasa Jawa untuk Melestarikan Warisan
Budaya dalam Lingkup Pemuda Jawa. (http://kompasiana.com) Pada 13 Mei 2014
Comments
Post a Comment